Kamis, 09 Juni 2011

Membangun kepercayaan dan kejujuran


Membangun kepercayaan dan kejujuran
 
Pertama, Bagikan semua pikiran kita, perasaan kita dan terutama las an-alasan kita pada orang lain. Dengan membagikan hal ini, orang akan dapat memahami dasar perilaku kita, mereka tak perlu menebak-nebak sehingga salah sangka kepada kita, kalau kita marah, jelaskan apa dasar kemarahan kita itu dan mengapa kita memutuskan untuk marah kepada yang bersangkutan.

Kedua, Hati-hati membuat komitmen, buatlah hanya yang mampu kita penuhi, banyak pemimpin bangsa ini yang sekarang kehilangan kepercayaan dari konstituennya hanya karna tak mampu memenuhi komitmen mereka. Begitu mudahnya mereka mengumbar janji, terutama bila tujuannya memenangkan pemilihan. Dalam pengamatan saya anak-anak yang kehilangan rasa percaya pada orang tuanya sering kali diawali karna orang tua sering mengumbar janji yang akhirnya tak mampu mereka penuhi.

Ketiga, Akuilah kesalahan kita. kita masih ingat bagaimana Bill Clinton salamat dari impeachment setelah mengakui kebohongannya dan perbuatan tercelanya dengan Menica Lewinsky? Bahakan ia mampu menang lagi dalam pemilihan presiden untuk kedua kali. Luara biasa pengaruh dari sebua kata maaf dan pengakuan. Orang lebih mudah membirikan simpati kepada orang yang mengakui kesalahannya dari pada ke mereka yang berusaha menghindari hal itu.

Keempat Mintalah dan terimalah umpan balik, Jadikan keritikan dan saran sebagai masukan berharga. Siapa sih yang suka di kritik? Namun kalau kita mau lebih jau melihatnya, bukankah umpan balik dari orang lain menunjukkan ada perhatian kepada kita? Bukankah umpan balik bisa menjadi cermin buat kita?

Kelima Uji asumsi kita. Jangan terlalu cepat menyimpulkan sesuatu. Apa yang kita lihat tidak selamanya adalah kebenaran yang sesungguhnya. Kita harus selalu berusaha untuk melihat dari sudut pandang orang lain dan memeriksa kebenarannya sebelum mengatakan atau melakukan sesuatu. Perkataan kiat adalah sesuatu yang sulit untuk di tarik kembali.

Selain keima kebiasaan dan prilaku yang di munculkan di atas, kita harus memperhatikan juga jebakan kepercayaan yang terkadang muncul dalam proses interaktsi dengan orang lain. Beberapa jebakan kepercayaan yang sering menjerumuskan antara lain: melanggar janji, menyalahkan orang lain, “bermulut manis”, menyebar gosib, menutup-nutupi dan membuat asumsi yang sah.

Demikian semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar